1. Mendesain Produk, Merek,
Kemasan dan Layanan
Desain produk dapat didefinisikan sebagai
generasi ide, pengembangan konsep, pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek
fisik) atau jasa. Desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, membuat
mereka nyata melalui produk dalam pendekatan yang lebih sistematis. Peran
seorang desainer produk meliputi berbagai karakteristik manajer pemasaran,
manajer produk, industri dan desain insinyur perancang. Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk
membawa produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan
untuk mengelola proyek desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam
industri desain. Estetika dianggap penting dalam Desain Produk tapi
desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk teknologi, ergonomi, kegunaan,
stres bahan analisis dan rekayasa.
2. Arti Produk
Produk adalah segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan
konsumen/pembeli. Produk-produk yang dipasarkan tersebut biasanya meliputi barang
fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, property, organisasi dan
gagasan/ide.
Dalam merencanakan tawaran
produk ke pasar, pemasar perlu memikirkan secara mendalam lima tingkat produk
yaitu manfaat inti (core benefit), produk dasar (basic product),
produk yang diharapkan (expected product), produk yang ditingkatkan (augmented
product) dan produk yang berpotensi/potensial (potencial
product). Masing-masing tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan
dan kelimanya membentuk hirearki nilai pelanggan.
3. Penggolongan produk
Salah satu strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat
penggolongan produk. Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:
- Fast moving
- Medium moving
- Slow moving
Penggolongan
produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada
kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala
itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya
tinggi dalam kurun waktu 6 bulan.
Misalnya rata-rata hasil produksi produk X dalam 6 bulan terakhir adalah
2.000 pcs, produk Y 500 pcs dan produk Z 50 pcs. Dari angka tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa produk X (fast), produk Y (medium) dan
produk Z (slow).
Setelah penggolongan tersebut, maka
langkah selanjutnya adalah mengurutkan ketersediaan stok ketiga produk tersebut
di gudang in proses atau gudang finish good. Produk yang menjadi
prioritas produksi adalah yang kuantitas stok dibawah buffer stok yang telah
ditetapkan.
Namun demikian jika buffer stok
produk x, y dan z sama-sama berada di bawah jumlah buffer yang
ditetapkan, kita sebaiknya mendahulukan produk x karena produk tersebut
termasuk fast moving.
4. Strategi
dan Pengembangan Merek dan Kemasan
Produk adalah semua yang dapat
ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk
tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang
lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide
atau campuran dari hal-hal tersebut.
Atribut produk merupakan
pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan
ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan
melalui atribut-atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
Merk
adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau suatu kombinasi dari
atribut-atribut produk yang dapat memberikan identitas kepada suatu barang dan
membedakan barang tersebut dengan barang yang lainnya. Setiap barang memiliki
merk yang berbeda-beda, begitu juga fungsi merk bagi pembeli, produsen, maupun
pedagang. Beberapa fungsi merk, yaitu:
Bagi Pembeli : Sebagai dasar
penentuan pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
Bagi Produsen : Sebagai identitas, promosional, membangun
citra produk, dan mengendalikan pasar
Bagi Pedagang : Untuk pengendalian persediaan, prestos,
dan kompetitif
Strategi pengembangan merk,
yaitu:
-
Line extension/Perluasan lini
produk
Strategi ini menggunakan nama merek yang sudah ada ditambahkan variasi
seperti diubah ke dalam bentuk baru,
ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa yang baru namun masih dengan nama
merek yang sama.
-
Brand extension/Perluasan
merek
Strategi ini menggunakan nama merek yang sudah ada dikembangkan dan
diperkenalkan untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi.
-
Multi brand/Aneka merek
Strategi ini memperkenalkan banyak merek baru namun masih dalam kategori produk yang sama.
-
New brand/Merek baru
Pada strategi ini adalah meluncurkan merek yang benar-benar baru untuk
kategori produk yang baru juga bagi perusahaan.
Kemasan
Menurut Kotler, Packaging merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus suatu produk. Fungsi dari kemasan,
yaitu:
·
Pelindung isi (dari kerusakan,
kehilangan, dsb)
·
Kemudahan menggunakan produk
(alat pemegang, tidak tumpah)
·
Pemakaian ulang (dapat diisi
kembali, untuk wadah lain)
·
Daya tarik (artistic, warna,
atau desain)
·
Identitas (berkesan kokoh,
lembut, atau mewah)
·
Distribusi (mudah disusun,
dihitung, atau dipindahkan)
·
Informasi (informasi isi,
pemakaian, kualitas)
·
Pengembangan (kemajuan
teknologi, daur ulang)
Untuk meningkatkan penjualan, perusahaan harus memberikan keunikan atau
ciri khas dari produk. Salah satunya yaitu kemasan produk yang mempunyai
peranan penting dalam penjualan. Dimana kemasan bukan hanya sebagai pembungkus,
tetapi juga bisa dijadikan sebagai salah satu alat promosi efektif yang dapat
memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk perusahaan. Untuk itu
dalam membuat kemasan harus dibuat sebagus mungkin. Salah satu alasan konsumen
tertarik membeli produk dikarenakan kemasan yang menarik.
Memang kemasan kini disadari oleh produsen bukan lagi hanya memiliki fungsi
melindungi dan membungkus produk. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar
mengharuskan produsen untuk berfikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk
dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna,
grafis, bentuk maupun desainnya. Banyak konsumen yang membeli secara sadar akan
suatu produk karena tertarik pada suatu produk karena alasan warna, bentuk dari
kemasan. Belum lagi konsumen yang membeli karena impulse buying, gara-gara
menariknya desain, atau bentuk kemasan suatu produk. Sehingga kemasan menjadi
sangat efektif untuk mendorong konsumen membeli suatu produk.
Melalui kemasan produk, image produk juga dapat dibentuk misalnya sebagai produk yang kokoh, awet, mewah atau
tahan lama. Sehingga konsumen akan memilih suatu produk karena sesuai syarat
yang akan dibeli misalnya produk yang tahan lama, tidak mudah rusak dan terjaga
kualitasnya. Konsumen seringkali membeli suatu produk tidak untuk segera
dikonsumsi tetapi untuk persediaan, sehingga ia membutuhkan produk yang
terlindungi secara baik isinya, dari kerusakan, berkurangnya isi dan pengaruh
cuaca. Dari sisi distribusi, kemasan juga memegang peranan penting karena
dengan kemasan produk akan mudah disusun, dihitung, ditangani dan disalurkan
secara lebih baik dan cepat. Kemudahan dalam distribusi menjadikan kemasan
didesain tertentu dan dengan ukuran yang mudah untuk dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
5. Keputusan Pelayanan
Strategi tentang merek merupakan cerminan dari strategi perusahaan, dan
bahkan dari kebijakan tentang merek, dapat dibaca berbagai gejala perubahan
internal dan eksternal. Merek telah mengalami evolusi makna, dari sekedar
sebuah nama untuk membedakan suatu produk atau jasa, menjadi wakil dari sebuah
obyek, symbol, citra dan terakhir sebagai gejala terhadap perubahan internal
maupun eksternal.
Bagaimana menjelaskan merek sebagai fenomena perubahan internal dan
eksternal ? Mari kita tengok industri rokok untuk melihat keterkaitan strategi
permerekan (branding) dengan lingkungan eksternal dan situasi internal
perusahaan. Para pemain dalam industri rokok tidak hanya menghadapi dinamika
persaingan, tetapi juga harus menghadapi faktor-faktor eksternal yang bukan hanya
terbatas pada konsumen. Bukan seperti industri lainnya yang perhatian terhadap
non konsumen dapat dinomorduakan, pada industri rokok persoalan dengan
stakeholders bukan konsumen sama-sama pentingnya, yang terkadang urusannya bisa
jauh lebih rumit dari pada sekedar mengurusi konsumennya. Industri rokok
menduduki posisi yang unik karena sangat dibutuhkan tetapi sekaligus dibatasi
pertumbuhannya. Pemerintah sangat berkepentingan dengan industri rokok, yang
merupakan kontributor cukai terbesar. Apalagi industri rokok – langsung maupun
tidak langsung – menciptakan lapangan kerja yang sangat besar. Sementara di
sisi lain pemerintah juga berkepentingan untuk mengerem konsumsi rokok demi
alasan kesehatan. Belum lagi tekanan dari masyarakat internasional yang anti
nikotin, dan dituangkan dalam berbagai upaya WHO, yang berpengaruh terhadap
regulasi pemerintah dan gerakan anti nikotin di masyarakat. Inilah yang
dihadapi oleh perusahaan rokok.
Keputusan tentang permerekan merupakan cerminan dari strategi menghadapi berbagai
perubahan eksternal. Salah satu kebijakan strategis mengenai permerekan adalah
kebijakan tentang pemanfaatan merek berdasarkan tingkatannya. Walaupun dalam
implementasinya diterapkan dalam derajat yang berbeda-beda, secara garis besar
pemberian merek terdiri atas dua tingkatan yaitu merek produk dan merek
korporat. Pada permerekan produk individual, merek harus berjuang
sendiri tanpa dukungan dari merek korporat. Dorongan membangun merek korporat
berkaitan dengan masalah perusahaan. Seperti yang dihadapi oleh industri rokok,
identitas korporat perlu diangkat ke atas karena didasari oleh perubahan
pemikiran bagaimana perusahaan dapat diterima oleh masyarakat, mengingat produk
rokok cenderung mempunyai citra negatif.
Sementara dalam pemberian nama produk dapat digolongkan menjadi permerekan produk individual, permerekan lini produk, dan permerekan cakupan produk.
Dalam permerekan individual setiap produk diberi nama merek yang
ekslusif tanpa dikaitkan secara jelas dengan nama perusahaan. Strategi ini
mengarahkan merek untuk memiliki nilai-nilai kepribadian, identitas, dan
positioning yang unik. Konsekuensinya pendekatan ini mengharuskan setiap produk
baru harus mempunyai suatu merek baru dan diposisikan untuk segmen pasar yang
khusus. Tindakan ini mempermudah untuk mengevaluasi kinerja merek, evaluasi
nilainya, dan keputusan alokasi sumber dayanya. Kekurangannya adalah
kemungkinan terjadinya kanibalisasi, yang terjadi jika konsumen sasaran tidak
terdeferensiasi secara jelas untuk setiap merek dan disertai positioning yang
tidak jelas. Kelemahan lainnya biaya untuk komunikasi pemasaran yang lebih
tinggi. Pemberian nama produk yang berdiri sendiri memang memiliki beberapa
keuntungan diantaranya jika salah satu produk gagal tidak akan berpengaruh
terhadap yang lain. Tetapi investasi setiap produk juga harus dilakukan sendiri. Pendekatan yang lain adalah
permerekan lini produk. Produk dalam satu lini berada di bawah nama merek yang
sama dan memiliki identitas dasar yang sama dengan sedikit perbedaan untuk
masing-masing produk. Skala ekonomi dalam periklanan dan promosi merupakan
kelebihan dari strategi ini, dan setiap perluasan lini akan memperkuat
positioning dan citra merek. Setiap mengiklankan suatu produk dalam lini
tersebut, produk akan meningkatkan awareness untuk keseluruhan lini. Permerekan
cakupan produk merupakan strategi yang menempatkan sejumlah produk ke dalam
kategori yang luas dan dikelompokkan bersama-sama dalam naungan sebuah nama
merek dan dipromosikan ke dalam satu identitas dasar. Produk tersebut intinya
mempunyai merek bersama tetapi mempunyai tingkat kinerja berbeda. Jadi, salah
satu tugas strategi merek adalah menentukan penempatan tingkatan merek diantara
dua kutub yakni permerekan korporat dan permerekan produk, yang dilandasi
kepentingan strategi perusahaan.
REFERENSI :
- http://retnarindayani.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-pemasaran-dasar-dasar.html
- http://www.wedaran.com/8119/konsep-dasar-manajemen-pemasaran/
- http://kulsum88.blogspot.co.id/2013/06/prinsip-dasar-pemasaran.html